
Pengalamanku Menjadi Guru
Oleh: Narlan, S.Pd.I
Menjadi guru bukanlah cita-cita saya semenjak kecil. Saya masih ingat ketika ditanya cita-cita pertama kali. Pada saat itu saya masih kelas 3 di SD Negeri Cibodas. Ketika acara pentas seni dalam rangka perayaan kenaikan kelas, saya ditanya oleh salah satu guru saya, yaitu Bapak Ahidin, saya menjawab: "Cita-cita saya ingin menjadi seorang polisi lalu lintas." Pada saat itu saya melihat, betapa gagah nya seorang polisi, apalagi dengan tugas mulianya membantu kelancaran orang-orang di jalanan.
Seiring dengan berjalannya waktu, suatu ketika saya dipertemukan dengan Bapak Ahmad Baeti Firdaus, yang ketika itu beliau adalah ketua Yayasan Pendidikan Raudhatul Wildan, di Desa Ciderum, Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor. Dimana yayasan tersebut menaungi sebuah lembaga pendidikan bernama MI. Raudhatul Wildan. Dikarenakan saya sedikit banyak mengerti dalam mengoperasikan komputer, saya ditawari untuk ikut membimbing anak-anak dalam keterampilan komputer di madrasah yang beliau kelola, yaitu MI. Raudhatul Wildan. Dari situlah awalmulanya saya menjadi guru bagi anak didik saya.
Ternyata menjadi guru adalah perjalanan yang penuh tantangan dan kebahagiaan. Sejak pertama kali menginjakkan kaki di ruang kelas, saya merasakan panggilan untuk membimbing generasi muda.
Salah satu pengalaman paling berkesan adalah ketika saya mengajar mata pelajaran matematika kepada siswa kelas 6. Pada awalnya, banyak siswa yang merasa kesulitan dengan konsep pecahan. Saya mencoba berbagai metode, seperti permainan dan kegiatan kelompok, untuk membuat pembelajaran lebih menarik. Suatu hari, setelah menjelaskan dengan cara yang berbeda, seorang siswa tiba-tiba mengangkat tangan dan berkata, “Aku mengerti sekarang!” Senyumnya saat memahami materi adalah hadiah terindah yang bisa kudapatkan.
Selain itu, membangun hubungan baik dengan siswa juga menjadi salah satu prioritasku. Saya selalu berusaha mendengarkan cerita dan masalah mereka, sehingga mereka merasa nyaman berbagi. Suatu ketika, seorang siswa datang padaku dan mengungkapkan kesedihannya karena kehilangan uangnya. Saya merasa terharu dan berusaha memberikan dukungan, yang ternyata sangat berarti baginya. Momen seperti ini menunjukkan bahwa menjadi guru bukan hanya tentang menyampaikan materi, tetapi juga tentang menjadi pendengar yang baik.
Saya juga senang mengadakan kegiatan ekstrakurikuler. Di sana, kami melakukan berbagai hal sederhana yang menyenangkan. Melihat siswa bekerja sama dan bersemangat adalah hal yang sangat memuaskan.
Di akhir tahun ajaran, saya merasa bangga melihat perkembangan siswa-siswiku. Banyak dari mereka yang awalnya ragu, kini menunjukkan kepercayaan diri yang tinggi dalam belajar. Ketika orang tua mereka datang untuk mengucapkan terima kasih atas kemajuan anak-anak mereka, saya merasa bahwa semua usaha yang kupersembahkan telah terbayar lunas.
Pengalaman menjadi guru ini mengajarkan saya banyak hal, bukan hanya tentang mengajar, tetapi juga tentang cinta, kesabaran, dan pengertian. Setiap hari adalah kesempatan baru untuk belajar dan tumbuh bersama siswa-siswa yang luar biasa.
Itulah, sekelumit cerita tentang pengalaman saya sebagai guru dan pendidik di Yayasan Pendidikan Raudhatul Wildan.
Berita Lainnya

Profil SMK IT NAPALA
163 views